Terus terlintas lirik “Jogja…Jogja…Jogja Istimewa, Jogja
Istimewa Untuk Indonesia” sudah tidak sabar rasanya untuk menginjakkan kaki di
Daerah Istimewa itu, Koper yang sudah terisi penuh dan tiket sudah tersimpan
aman di Dompet mematangkan gue untuk segera menuju Jogja, sekelebat telintas
beberapa kenangan yang membuat gue harus memikirkan 2 sosok wanita, gue memang
belum pernah ke Jogja sebelumnya. Tapi beberapa kenangan orang orang Istimewa
untuk gue banyak berhubungan dengan Daerah Istimewa itu.
GAD
adalah sosok pertama yang gue pikirkan, dia adalah mantan pertama gue yang
beberapa bulan yang lalu sangat dekat sekali, seakan kita memiliki hubungan
special itu lagi setelah kenangan SMP kita terkubur lama, dulu gue lebih
mementingkan GAD di banding pacar gue saat itu. Entah kenapa nama GAD selalu
terlintas dikala gue menyebutkan Jogja, GAD memang sekarang berkuliah di
Universitas Penerbangan di Jogja, namun GAD tinggal di Jogja sejak SMA kelas 2,
sewaktu SMA kelas 1 gue masih bisa melihat tawa kecilnya di lapangan Basket,
iya, SMA kelas 1 kita satu Sekolah, entah apa alasannya ketika kelas 2 dia
memutuskan untuk pindah ke Jogja, memang selama 2 tahun lebih gue gak pernah
ada kontak apapun dengannya, sampai pada saat gue memberanikan diri menyapanya
melalui chat FB keakraban pun kembali muncul. Mungkin wanita yang sering gue
panggil “Yanti” ini pernah menghabiskan banyak waktu bersama gue di Bandung
setelah sekian lama terpisah, Mungkin karna ketika gue mengikuti Audisi Stand
Up Comedy Season 2 di Bandung dia dengan setia berada di samping gue, mungkin
karena keakraban dan kesamaan keadaan keluarga yang membuat kita dulu saling
membutuhkan, banyak janji yang terucap dulu yang selalu kita tepati, seperti “Kalau
aku ke Serang, temuin aku yah” ucap GAD yang memang waktu itu gue tepati, gue
mengantarnya pulang ke rumah Tantenya walau gue masih menggunakan seragam
kerja, “Kalau kita Ketemu di Bandung, kita main bareng yah” ucap GAD yang sudah
sering kita tepati janji itu, namun janji “Kalau kamu ke jogja aku ajak kamu
main sampai larut malam” sekarang akan sulit kita tepati, sudah hampir dua
bulan ini gue kehilangan sosok GAD teman curhat gue, sekarang dia terlalu sibuk
dengan pacar barunya yang begitu sangat CEMBURU jika gue menghubingi GAD, gue
memang tidak menyalahkan dia memiliki pacar, tapi kenapa gue harus kehilangan
Diary gue? Kenapa Pacar kamu membuat gue berfikir 1000x untuk menghubungi kamu
dikala aku membutuhkan kamu? Kenapa? Tapi yasudahlah gue harus focus dengan
tujuan gue mengikuti Audisi Stand Up Comedy Season 3 walau dia tidak akan menemaniku
seperti dulu. gue berharap kita di sana ketemu karna ketidaksengajaan.
Nama
yang sampai saat ini menghantui gue adalah, sosok yang hanya sekedar teman,
sosok yang dulu gue suka namun dia lebih memilih cowok lain dan Tattoonya, gue
gak benci tattoo, gue juga penyuka seni tattoo, namun gue tidak melakukan hal
itu karena factor AGAMA, dan SUDUT PANDANG masyarakat. Wanita kuat ini sampai
saat ini gue selalu mengagumi kegigihannya yang sekarang menjadi tulang
punggung keluarga, PM selalu mengeluh lelah atas semua keadaannya, namun itu
hanya sesaat dan dia bisa bangkit lagi, Wanita yang memilih keluar dari UGM dan
memilih bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, sosok PM selalu menjadi
contoh inspiratif yang gue banggakan di hati gue, gue gak pernah menyalahkannya
memilih dan bertahan dengan sosok cowok pilihannya yang selalu membuatnya stress
dan tidak bisa mengontrol diri, namun gue selalu menyalahkan “Mungkin” iya
Mungkin, mungkin gue yang terlambat mengenal dia, mungkin gue gak seBadboy
cowok pilihannya, mungkin gue gak bisa menjadi sosok yang special di hatinya,
munkin dia bukan jodoh gue, dan mungkin yang lainnya. Ketika gue bercerita ke
PM tentang rencana gue ke Jogja, dia selau dan selalu mengatakan hal yang sama,
“AKU KANGEN JOGJA”. Ingin rasanya mengajak dan membawa sosok yang gue kagumi
ini ke Jogja, namun gue bukan siapa – siapa yang bisa sembarangan bawa dia ke
Jogja.
Semoga sunrise di Borobudur nanti bisa membuat gueuntuk lebih focus ke tujuan utama gue.