Hanoman Pecicilan

Hanoman Pecicilan

Sabtu, 08 Desember 2012

Djogja Istimewa



Terus terlintas lirik “Jogja…Jogja…Jogja Istimewa, Jogja Istimewa Untuk Indonesia” sudah tidak sabar rasanya untuk menginjakkan kaki di Daerah Istimewa itu, Koper yang sudah terisi penuh dan tiket sudah tersimpan aman di Dompet mematangkan gue untuk segera menuju Jogja, sekelebat telintas beberapa kenangan yang membuat gue harus memikirkan 2 sosok wanita, gue memang belum pernah ke Jogja sebelumnya. Tapi beberapa kenangan orang orang Istimewa untuk gue banyak berhubungan dengan Daerah Istimewa itu.
                GAD adalah sosok pertama yang gue pikirkan, dia adalah mantan pertama gue yang beberapa bulan yang lalu sangat dekat sekali, seakan kita memiliki hubungan special itu lagi setelah kenangan SMP kita terkubur lama, dulu gue lebih mementingkan GAD di banding pacar gue saat itu. Entah kenapa nama GAD selalu terlintas dikala gue menyebutkan Jogja, GAD memang sekarang berkuliah di Universitas Penerbangan di Jogja, namun GAD tinggal di Jogja sejak SMA kelas 2, sewaktu SMA kelas 1 gue masih bisa melihat tawa kecilnya di lapangan Basket, iya, SMA kelas 1 kita satu Sekolah, entah apa alasannya ketika kelas 2 dia memutuskan untuk pindah ke Jogja, memang selama 2 tahun lebih gue gak pernah ada kontak apapun dengannya, sampai pada saat gue memberanikan diri menyapanya melalui chat FB keakraban pun kembali muncul. Mungkin wanita yang sering gue panggil “Yanti” ini pernah menghabiskan banyak waktu bersama gue di Bandung setelah sekian lama terpisah, Mungkin karna ketika gue mengikuti Audisi Stand Up Comedy Season 2 di Bandung dia dengan setia berada di samping gue, mungkin karena keakraban dan kesamaan keadaan keluarga yang membuat kita dulu saling membutuhkan, banyak janji yang terucap dulu yang selalu kita tepati, seperti “Kalau aku ke Serang, temuin aku yah” ucap GAD yang memang waktu itu gue tepati, gue mengantarnya pulang ke rumah Tantenya walau gue masih menggunakan seragam kerja, “Kalau kita Ketemu di Bandung, kita main bareng yah” ucap GAD yang sudah sering kita tepati janji itu, namun janji “Kalau kamu ke jogja aku ajak kamu main sampai larut malam” sekarang akan sulit kita tepati, sudah hampir dua bulan ini gue kehilangan sosok GAD teman curhat gue, sekarang dia terlalu sibuk dengan pacar barunya yang begitu sangat CEMBURU jika gue menghubingi GAD, gue memang tidak menyalahkan dia memiliki pacar, tapi kenapa gue harus kehilangan Diary gue? Kenapa Pacar kamu membuat gue berfikir 1000x untuk menghubungi kamu dikala aku membutuhkan kamu? Kenapa? Tapi yasudahlah gue harus focus dengan tujuan gue mengikuti Audisi Stand Up Comedy Season 3 walau dia tidak akan menemaniku seperti dulu. gue berharap kita di sana ketemu karna ketidaksengajaan.
                Nama yang sampai saat ini menghantui gue adalah, sosok yang hanya sekedar teman, sosok yang dulu gue suka namun dia lebih memilih cowok lain dan Tattoonya, gue gak benci tattoo, gue juga penyuka seni tattoo, namun gue tidak melakukan hal itu karena factor AGAMA, dan SUDUT PANDANG masyarakat. Wanita kuat ini sampai saat ini gue selalu mengagumi kegigihannya yang sekarang menjadi tulang punggung keluarga, PM selalu mengeluh lelah atas semua keadaannya, namun itu hanya sesaat dan dia bisa bangkit lagi, Wanita yang memilih keluar dari UGM dan memilih bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, sosok PM selalu menjadi contoh inspiratif yang gue banggakan di hati gue, gue gak pernah menyalahkannya memilih dan bertahan dengan sosok cowok pilihannya yang selalu membuatnya stress dan tidak bisa mengontrol diri, namun gue selalu menyalahkan “Mungkin” iya Mungkin, mungkin gue yang terlambat mengenal dia, mungkin gue gak seBadboy cowok pilihannya, mungkin gue gak bisa menjadi sosok yang special di hatinya, munkin dia bukan jodoh gue, dan mungkin yang lainnya. Ketika gue bercerita ke PM tentang rencana gue ke Jogja, dia selau dan selalu mengatakan hal yang sama, “AKU KANGEN JOGJA”. Ingin rasanya mengajak dan membawa sosok yang gue kagumi ini ke Jogja, namun gue bukan siapa – siapa yang bisa sembarangan bawa dia ke Jogja.

 Semoga sunrise di Borobudur nanti bisa membuat gueuntuk lebih focus ke tujuan utama gue.