Ternyata acara
[masih] Dunia Lain akan menyaingi acara hipnotis Uya Kuya yang curhat
di TV, hari ini acara [masih] Dunia Lain pesertanya curhat colongan!
Dia bilang “hawanya semakin dingin, sedingin gebetan yang gak
peka-peka”. Gue gak tau maksudnya apa, mungkin peserta kali ini
salah masuk acara, niat masuk acara Mamah Dedeh malah masuk ke acara
[masih] Dunia Lain.
Hanoman Pecicilan
Jumat, 28 Februari 2014
WaTai!!
Gue pernah
jalan sama Riyani di Ciwalk (salah satu mall di Kota Bandung) dan
berniat membelikan dia Tas Ransel karena gue udah janji untuk
membelikannya. Sampai kita berhenti di distro yang gue plesetin aja
namanya jadi “WaTai”, gue ngeliat tas ransel yang bagus dari segi
corak, soal model sih sama kaya ransel lain yang lagi ngetren, ketika
gue liat harganya gue liat angka Rp. 139.900,-. Setelah milih warna
dan corak yang cocok untuk Riyani, pilihan pun jatuh pada ransel
berwana hijau bercorak bunga hawai, gue bawalah tas itu di kasir,
setelah di kasir gue akhirnya menanggung malu yang besar, ternyata
gue salah liat harga, bukan Rp. 139.900,- ternyata, tapi Rp.
1.399.000,-. Gue melogo beberapa detik, kemudian gue senyum ke kasir
dan mundur perlahan langsung nyamperin Riyani, terus gue bilang
“harga tasnya satu juta empat ratus ribu, bukan seratus empat puluh
ribu” Riyani langsung ketawa dan langsung keluar dari distro itu,
setelah gue membatalkan pembelian ke kasir gue nyusul Riyani keluar
distro. Dijalan pulang gue masih ngedumel gara-gara kejadian di
distro WaTai, pas liat barang Wa, pas liat harga Tai! Tas satujuta
epat ratus ribu, di sobek copet nangis lu! Riyani masih aja ketawa,
pada akhirnya kita mampir ke toko tas di daerah Cihampelas buat beli
tas, dan ahirnya gue menemukan harga tas yang wajar gak kaya yang
tadi dengan mode l yang sama, harnganya sangat manusiawilah, kalau di
distro yang tadi gue cuma dapet satu tas dengan harga segitu, di toko
ini dengan harga yang sama gue bisa dapet 14 tas! Gue sih cuma mau
bilang kalau jualan ya harnganya yang Manusiawi lah!!!
Tidak Merokok
Beberapa alasan kenapa
gue tidak merokok adalah :
- Banyak yang bilang “gimana gue mau tidak suka rokok kalau gue belum nyoba?”. Gue pernah merokok, bahkan gue nyoba merokok ketika kelas 6 SD, dan gue sadar yang gue dapet dari merokok cuma penyakit yang tersimpan rapi di badan gue ini.
- Adik gue selalu meniru apa yang gue lakuin, mulai dari masuk komunitas, melakukan hal dalam bidang yang sama, sampai selera gaya rambut yang hampir sama, maka dari itu gue tidak merokok dan selalu bilang kalau rokok itu bahaya dan adik gue meniru hal itu juga, dalam kata lain gue adalah contoh untuk adik gue.
- Ekonomi, entahlah dulu gue sering kehabisan uang jajan karna sering membeli rokok dan hanya penyakit yang gue punya setelahnya, sekarang sih gue tetep kehabisan uang tapi koleksi sepatu, buku, cd music, dan sisir gue makin banyak. Kalau gue jadi perokok mana bisa gue punya 18 pasang sepatu di rumah.
- Entah kenapa sekarang gue jadi sangat alergi sama asap rokok, bawaannya gatel sama pedih kalau kena asep rokok. Sekarang sih jauh jauh deh sama perokok.
- Karna gue cinta Indonesia, dan gue percaya kalau rokok tidak akan membuat Indonesia semakin maju.
Surat Terbuka Untuk Ibu Risma
Assalamualaikum Wr. Wb.
Nama saya Aldi Suherlandi Arahman
alias Al Sutizna kelahiran Serang, 13 Mei 1992, saya sejak lahir
berada di tanah Banten ini. Orangtua saya keduanya berasal dari
Cianjur, Jawa Barat. Tidak ada hubungannya sama sekali dengan
Surabaya, bahkan saya ke Surabaya saja belum pernah saat ini, walau
seperti itu saya tetap menolak jika Ibu Risma mengundurkan diri
sebagai Walikota Surabaya. Ibu Risma, saya sudah lebih dari 21 tahun
berada dan tinggal di Banten, saya saat ini sangat iri dengan
masyarakat Surabaya, Ibu, saya saat ini di pimpin oleh pemimpin
wanita yang sedang ada di penjara akibat korupsi, ingin sekali
rasanya saya memiliki pemimpin seperti Ibu Risma yang jujur dan jauh
dari korupsi, sekali lagi saya mengatakan walau saya bukan masyarakat
Surabaya, saya tidak setuju jika Ibu mengundurkan diri sebagai
Walikota Surabaya, alasan saya sangat kuat, yaitu saya sangat cinta
dengan Indonesia, saya mulai punya harapan untuk Indonesia lebih baik
ketika ada sosok pemimpin seperti Ibu Risma.
Saya percaya
Ibu Risma tidak perlu menjadi presiden untuk membuat Indonesia
menjadi lebih baik, Ibu cukup tetap menjadi Walikota dengan cara dan
gaya Ibu seperti sekarang ini, dan menjadi contoh untuk Walikota lain
agar memimpin kotanya sama seperti Ibu Risma, tegas, turun tangan,
jauh dari korupsi dan amanah. Jika Ibu Risma mengundurkan diri
sebagai Walikota Surabaya, Ibu telah negubur harapan saya untuk
Indonesia lebih baik lagi. Sekarang bukan hanya Surabaya saja saya
rasa, tapi Indonesia masih sangat membutuhkan Ibu Risma, maka saya
mohon dari hati yang paling dalam untuk Ibu Risma bertahanlah. Walau
banyak tekanan politik dari orang-orang jahat yang mencoba
menjatuhkan Ibu karna kekuasaan, Ibu hanya perlu ingat dan percaya
jika kejahatan tidak akan menang dari kebaikan.
Terimakasih Ibu
Risma karna telah membuat saya percaya lagi kepada Indonesia.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salam
Hormat Saya
Aldi
Suherlandi Arahman
Kenapa Kang Al Sutizna?
Stage
name atau nama panggung suka di gunakan oleh artis atau pekerja seni
dari mulai artis papan atas sampai papan catur, banyak juga non artis
alias orang biasa menggunakan nama bukan dari nama lahirnya, entah
itu nama panggilan kecil atau pun nama yang dicarinya sendiri. Gue
sendiri pun sudah lebih dari 3 tahun menggunakan bukan nama lahir
ketika d panggung, khususnya panggung Stand Up Comedy.
Al Sutizna, nama yang
gue pilih untuk nama panggung gue setelah beberapa kali mencari nama
panggung yang cocok. Dulu gue sempet menggunakan nama “Die”(gue
pake nama itu ketika nge-band dulu) yang gue ambil dari sukukata
belakang nama gue Aldi, dulu keren aja pake nama itu, sangar! Karna
Die dalam bahasa inggris artinya Mati! Tapi makin kesini makin gak
nyaman gue menggunakan nama itu. Beberapa bulan kemudian gue
keracunan film Death Note dan sangat mengidolakan tokoh L (tokoh yang
punya karakter kuat ddalam film Death Note), sehingga gue terispirasi
buat mengganti nama gue jadi “EL”, alasan selain gue mengidolakan
L di film Death Note itu, gue mengambil dari sukukata depan nama gue
Al yang kalau di sebutkan dengan aksen Inggris menjadi El, namun
tetap saja gue semakin lama semakin tidak nyaman menggunakan nama
itu. Sampai gue menggantinya lagi menjadi “AL”, sebenarnya nama
ini digunakan Rini, teman SMA gue yang manggil gue Al, Cuma dia yang
panggil gue Al dulu, yang jelas diambil dari sukukata nama depan gue,
sesimpel itu dan ternyata gue nyaman menggunakannya, tapi lagi lagi
ada tapinya, Al terlalu singkat untuk jadi nama panggung dan terlalu
sama dengan Al anak Ahmad Dhani (Al adalah anak pertama Ahmad Dhani),
sehingga gue mencari nama belakang untuk stage name gue, lagi –
lagi gue terinspirasi dari kartun Jepang, saat itu gue keracunan
kartun Khochikame (kartun Jepang yang di dubbing menggunakan aksen
bahasa daerah Indonesia ketika tayang di Indonesia), karakter
utamanya bernama Rio KananKiri, ahirnya gue mencomot nama itu menjadi
“Al Kanankiri” dan Alhamdulillah nama ini cukup bertahan lebih
lama dibanding nama panggung gue sebelumnya.
Pada ahirnya Al
Kanankiri harus gue tinggalkan, karna gue susah menjelaskan nama
karakter dalam kartun yang namanya gue comot itu, namun gue sudah
nyaman dengan nama Al dan gue hanya akan mengganti nama belakangnya
saja. Lama sekali kali ini gue memikirkan nama belakang yang cocok
dan akan gue pake untuk stage name gue nanti, gue mencari nama
belakang yang buat gue nyaman seperti nama Al, sampai suatu hari gue
melihat akun facebook om gue yang bernama Aris Munandar menggunakan
nama “Ricard Sutisna” di facebooknya, banyak hal yang muncul
ketika gue melihat nama nyeleneh itu, lucu, punya karakter yang kuat,
punya filosofi hebat (walau dalam dunia semakin modern yang
diwakilkan dengan nama Ricard tapi kita tetap tidak boleh melupakan
darimana kita berasal yang diwakilkan nama Sutisna). Akhirnya gue pun
memutuskan menggunakan nama Sutisna untuk nama belakang di stage name
gue. Kalau ada yang nanya kenapa Sutisna? Gue akan menjawab simpel,
“Karna gue orang sunda!” tapi gue sedikit memodif nama Sutisna
itu agar terlihat lebih keren (niat awalnya sih seperti itu) menjadi
Sutizna (namun sekarang jadi terlihat alay). Tapi alhamdulillah
dengan nama itu ahirnya gue menemukan kesuksesan dan suatu pencapaian
yang dulu hanya angan angan saja. Dengan nama itu gue bisa menjadi
talen acara Api Kecil di Kompas TV mewawancarai Ernest Prakasa, Stand
Up Comedy di kota-kota diluar Banten, menjadi penyiar di Prima Radio
(awal siaran gue dilarang menggunakan nama “Al Sutizna” namun gue
tetap kekeuh menggunakan nama itu), dan banyak hal lainnya.
Alhamdulillah sekarang banyak orang yang mengenal gue dengan nama Al
Sutizna. Walau beberapa orang memanggil gue dengan nama Kang Al
Sutizna, sebenarnya “Kang” hanya untuk yang lebih muda dari gue
untuk manggil gue (Kang dalam bahasa Sunda artinya kakak laki-laki,
gue gak suka d panggil kakak, bang, dan mas) walau nama twitter gue
@kangalsutizna, tapi tetap nama panggung gue adalah Al Sutizna.
Inilah gue sekarang,
laki-laki yang terlahir dengan nama Aldi Suherlandi Arahman dan
sekarang lebih dikenal sebagai Al Sutizna. Al Sutizna adalah nama
yang Alhamdulillah membawa kesuksesan buat gue, semoga nama ini
bertahan lama dan tetap membawa sesuksesan di bidang lainya untuk
gue, amin.
Langganan:
Postingan (Atom)