Bandung - Jakarta, 2 kota dengan jarak yang tidak
begitu jauh, hanya terlampau 1 – 1,5 jam saja. Apa yang akan aku tulis kali
ini? Ini dia.
Semua berawal 21
April 2013 tepat di hari Kartini akupun mendaratkan kaki di kota Kembang
Bandung untuk menonton rangkaian Final 3GP tour milik @GePamungkas. Sama
seperti biasa hal yang aku lakukan di Bandung adalah langsung menuju kostan
@TamaRandy untuk menginap di sana. Bandung terasa beda kala itu, terlebih
ketika Tama mengajakku untuk berkeliling di Dago (Car Free Day) pagi yang
cerah, suasana yang ramah, dan juga Suasana tempat favorit ku di Bandung. Taman
Cikapayang, memang jauh berbeda dari kala itu, sekarang Taman Cikapayang Rame,
dipenuhi orang yang berkumpul pada event salah satu Radio terkenal di Bandung.
Saat yang di
nanti tiba, pukul 16.45 dengan mantap aku melangkahkan kaki masuk kedalam Saung
Angklung Udjo dimana 3GP Tour akan dilaksanakan. Ini adalah ke4 kalinya aku
menonton 3GPtour, setelah Depok, Serang (di
Serang aku sebagai Opener juga), dan juga Cirebon. Bukan hanya 3GP Tour
yang aku tunggu, melainkan sosok wanita yang kukagumi keberadaannya. Sebut saja
dia Ririn. Kedatangannya yang kunanti, kekaguman yang ku rasa, suka yang
melanda (agak lebay) mendadak teracuni dengan kejadian setelah 3GP Tour usai
diselenggarakan. Namun rasa Rindu dapat mengalahkan semua, setelah ke-sakit
hati-an ini (bahasanya mulai semakin lebay) aku memutuskan untuk menemuinya
keesokan harinya.
Dapur Ndeso
daerah Setiabudi menjadi tempat bertemunya kita, setelah kita makan dan
berbincang banyak, kitapun bergegas menuju BIP untuk menemui salah satu teman
kita, sebut saja namanya Mustika, dan Zack dengan niat ingin menonton, namun
karena ada kendala yang sulit aku jelaskan di sini kitamun memutuskan pulang,
singkat cerita di perjalanan pulang, daerah Pasteur mobil Zack yang kita
tumpangi tanpa sengaja menabrak motor yang sedang melaju kencang. Kecelakan
terjadi, kondisi mobil saat itu rusak parah, namun masih bisa di perbaiki.
Setelah kecelakaan itu terjadi kitapun menuju rumah Mustika, setelah
beristirahat, kita makan, Mustika bersiap untuk pergi ke Jakarta keesokan
harinya untuk pekerjaan, dan cerita Tidak Enak akan Selalu menjadi Tidak Enak
dimulain di sini.
Zack yang tidak
lain adalah mantan dari Mustika ngotot ingin mengantarkan dan menemani Mustika
di Jakarta selama 3 hari. Mustika meminta tolong kepada aku dan Ririn untuk
menemani Zack selama diperjalanan karena Mustika berangkat menggunakan Travel
yang sudah di pesan oleh perusahaannya, karena perasaan Tidak Enak terhadap
teman ini dapat mengalahkan Urusan Pribadi. Seharusnya keesokan harinya aku
sudah mulai bekerja karena sudah tidak masuk 1 hari. Dengan rasa Tidak Enak,
dan dengan perhitungan asal-asalan aku bisa datang siang ke kantor besok.
Akupun mengiyakan permintaan tolongnya. Segera berangkatlah aku bersama Zack
menuju rumahnya untuk memperbaiki kerusakan mobilnya, juga beristirahat untuk
perjalanan besok.
Pagi pun tiba,
kami pun bergegas untuk melakukan
perjalanan menuju Jakarta, tidak lupa sebelum berangkat aku dan Zack menjemput
Ririn, iya inilah salah satu aku mengiyakan permintaan Mustika, karena Ririn
ikut. Perjalanan aman dan lancar terkendali, sampailah kita di Jakarta, namun
karena macet dan sampai agak siang, akupun tidak bisa memaksakan untuk pulang
dan bekerja, kembali lagi aku bolos kerja, tak apalah setidaknya aku bisa
bersama dan berdekatan dengan Ririn saat itu. Setelah bertemu Mustika di salah
satu tempat dan langsunglah kita menuju Mall dimana acara Mustika dengan
perusahaannya. Setelah nyasar berkali-kali, nanya sana nanya sini, akhirtnya
kitapun sampai di tempat tujuan yang membuatku tertawa dan mengatakan “Ini sih
tempat gue di sasarin sama sopir Taksi waktu Shooting! Hahaha”. Setelah sampai
tugas kita bertiga (aku, Ririn, dan Zack) menunggu Mustika sampai selesai acara
jam 5 Sore, dan sekarang baru jam 9 Pagi. Kita bertiga pun memutuskan mencari
makan, karena aku dan Zack belum sarapan sama sekali, sialnya semua tempat
makan belum buka, dan baru buka jam 11 siang kitapun menunggu lagi. Setelah
mendapatkan makan Zack memutuskan untuk tidur di mobil. Aku dan Ririn hanya
menghabiskan waktu di salah satu Mall sambil menunggu jam 5 sore tiba.
Kita persingkat
lagi ceritanya samapi jam 5 tiba. Mustika turun menuju mobil dimana kita
bertiga sudah menunggunya. Segeralah
kita mencari hotel dimana Mustika akan menginap, dan seperti tadi pagi. Mobil
kitapun nyasar berkali-kali, berkali-kali nanya, dan berkali kali juga kita
nyasar, sampai pada akhirnya Ririn mulai rungsing, berbisik berkali-kali
kepadaku “aku mau pulang”. Aku hanya bisa mengelus-elus rambutnya dan berkata
“sabar yah” sampai dimana Ririn lelep tidur di pangkuanku, aku cape, benar
benar capek, tapi rasa capek itu hilang ketika melihat wajah Ririn yang selalu
kurindukan sekarang berada tepat di depanku. Setelah 3,5 jam nyasar kitapun
menemukan hotel tujuan. Dengan segera kita semua mandi dan bersiap untuk
pulang.
Zack ahirnya
mengantarkan aku dan Ririn menuju Kp. Rambutan untuk pulang. Sesampainya di
sana sial lagi datang. Ririn yang akan pulang menuju Bogorpun kehabisan Bis.
Begitu juga aku yang ingin pulang menaiki bis merak sudah tidak ada lagi sampai
jam 3 pagi nanti. Namun titik cerah untuk Ririn datang. Ada teman lamanya yang
menjemput dia dari Bogor, dan aku? Aku terpaksa menuju Slipi, menunggu bis
menuju Merak disana menggunakan Taxi. Sebelum pulang aku melihat Ririn yang
begitu lelah dan badannya yang lemas, kita memutuskan makan dulu sebelum pulang
ke kota masing masing, Ririn yang terlihat lemah makan dengan aku menyuapinya,
senang rasanya bisa menyuapi Ririn makan.
Waktunya pulang
tiba. Waktunya aku dan Ririn pun berpisah, kembali ke rutinitas seperti biasa.
Dan semua kejadian pasti ada yang bisa diambil. Ketulusan kita menolong teman
suatu saat akan kembali, di saat kita membutuhkan, teman pasti akan dapat
menolong kita. Itulah gunanya teman, dan Ririn, aku senang seharian bersamamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar