Kotak Kaca adalah sebuah kotak transparan, dan jika itu
diberi lubang kau bisa memasukan apa saja dalam kotak tersebut. Kau juga bisa
menghiasnya sekreatif mungkin. Kotak kaca bisa saja kau temukan di mana-mana,
banyak diperhatikan manusia, banyak diacuhkan manusia juga. Banyak juga yang
mengisi kotak kaca itu dengan kebaikan, namun tidak sedikit juga yang mengisi
kotak itu dengan kejelekan.
Sekarang
gue akan mengibaratkan kita sebagai kotak kaca, kita, iya kita sebagai orang yang
bekerja di dunia hiburan (artis), dunia dimana semua orang akan memperhatikan
kita dengan detail, orang yang perduli dan tidak perduli. Kita ibarat kotak
kaca, jika kita hias dengan kreatifitasan kita bisa di perhatikan orang banyak,
juga kebalikannya jika polos orang akan malas meliriknya. Kita bagai kotak kaca
dengan lubang, jika orang memasukan uang akan terlihat berapa uang yang berda
di sana, sama seperti orang memberikan kita pujian, akan terlihat pujian –
pujian itu terpacar dari wajah kita. Namun jika orang memasukan kotak kaca itu
dengan kertas dan struk belanjaan akan terlihat juga, begitu juga orang yang
menjelekan ataupun memberikan kritikan akan terlihat juga dari wajah kita.
Bagai mana menutupi kertas dan struk belanjaan itu? Hiaslah kotak dengan kekreatifan
sehingga lebih diperhatikan orang banyak
yang akan memasukan kebaikan (uang) maka kertas dan struk belanjaan itu akan
tertutupi, sama seperti manusia jika mendapat masukan kejelekan atau kritikan,
kita harusnya mengembangkan kreatifitas kita sehingga keburukan yang di lihat
orang yang memberikan kritikan itu akan tertutup dengan kreatifitas kita. Kotak
Kaca tidak bisa menolak apa yang akan dimasukan oleh siapapun yang lewat,
begitu juga kita, kita tidak bisa menolak sapapun orang akan menilai kita dan
memberikan masukan apa? Pujian atau kritikan.
Intinya
kita tidak bisa menolak apaun penilaian siapapun orang terhadap kita, pujian?
Terima. Kritikan? Terima dan perbaki. Itulah kita, itulah kita yang hidup di
dunia hiburan (artis). Semua masukan dari berbagai elmen apapun terima saja,
kita tidak bisa menolaknya. Kritikan itu datang langsung, maupun tidak langsung
melalui Surat, E-Mail, SMS, BBM, WhatsUp, Kakao Talk, Friendster, FaceBook,
Twitter apapun, dan dari siapapun, keluarga, teman, sesama artis, pacar, istri,
Eyang Subur, Farhat Abas, Arya Wiguna, Presiden, Perdana Mentri, siapapun. Kita
harus siap menerimanya. Kalau kita tidak dapat menerima kritikan dari salah
satu unsur saja, udah gausah jadi Artis!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar