Review Buku Pandji Pragiwaksono I :
Nasional. Is. Me
Buku
Nasional. Is. Me adalah salah satu buku favorit dari deretan buku yang saya
miliki di kamar. Cover merah gelap membuat kesan tersendiri dibanding buku buku
lain, awalnya saya mengira Buku Nasional. Is. Me berisi tentang para pahlawan
dari zaman dahulu hingga zaman sekarang, ternyata bukan hanya itu saja, Buku
Nasional. Is. Me menceritakan penuh tentang Indonesia dan tentang rasa
nasionalisme dalam diri terhadap Indonesia.
Buku
Nasional. Is. Me mengajarkan banyak hal, antara lain bagaimana kita harus
mengenal, mendalami, dan mencintai juga berbuat sesuatu untuk Indonesia. Dari
buku ini hal yang membuat saya kurang puas adalah Design cover yang sederhana dan tidak adanya pembatas baca, untuk
saya buku sebaik Nasional. Is. Me yang isinya jauh dari kata sederhana sangat
disayangkan menggunakan Design cover
yang sederhana. Tapi dibalik cover
yang sederhana ini buku ini telah berhasil mengajarkan “Don’t jude a book by the
cover” hehehe. Bahan kertas buram dan foto tidak berwarna (foto hitam putih)
juga saya sayangkan untuk buku sebagus ini.
Isi buku
Nasional. Is. Me Begitu luar biasa mengunggah hati untuk mengenal, mendalami
dan mencintai juga mengenal lebih jauh tentang Indonesia, di Bab “Dari Sabang
Sampai Merauke” merukakan Bab favorit saya, Pandji Pragiwaksono dengan
kampretnya menceritakan kota – kota di kepulauan Indonesia begitu epic sehingga saya yakin siapapun yang
membaca bukunya ingin datang ke kota yang diceritakan dalam Bab ini. Saya juga
adalah korban dari Bab “Dari Sabang Sampai Merauke”, selah 2 minggu setelah
saya membaca buku ini saya langsung mendatangi kota Jogjakarta karna penasaran
dengan apa yang diceritakan oleh Pandji Pragiwaksono, dan sejak itu saya
berencana mengelilingi Pulau Jawa sebagai awal saya menuju keliling Indonesia,
kota yang sudah berhasil saya datangi antara lain selain Jogjakarta adalah
Depok, Sukabumi, Bandung, Jakarta, Cianjur, Cirebon, Bogor dan lainnya.
Dari Bab
yang sama “Dari Sabang Sampai Merauke”, saya mengagumi ketika Pandji
Pragiwaksono menceritakan tentang Jayapura, kebanyakan orang termasuk saya
ketika mendengar kata Jayapura yang ada dipikiran kita adalah orang berkulit
gelap, telanjang dada, koteka, dan terbelakang, namun seperti yang saya katakan
tadi Pandji bisa menulis dengan kampretnya sehingga menjadi begitu epic, saya yang membacanya menjadi ingin
pergi ke Jayapura, tulisan yang membuat saya ingin mendatangi Jayapura adalah
“Kalau Anda bertemu dengan orang Papua, beri senyum dan sapa mereka, saya JAMIN
senyum balasan dari mereka tiga kali lebih lebar dari senyum Anda”.
Bab lain
yang dapat mengunggah hati untuk berbuat sesuatu bagi Indonesia adalah Bab
“Dari Nasional. Is. Me Sampai Patriot. Is. Me”, part yang menceritakan tentang Oke Rosgana yang sukses di kancah dunia
dengan passionnya di dunia Yoyo, dan
yang paling mengejutkan adalah Goerge
Saa, putra Papua yang menjadi juara dunia Fisika. George Saa berhasil menemukan
passionnya di dunia fisika dan itu
yang membuat saya tergugah hati “masak putra Papua aja bisa, gue yang putra
Banten gak bisa?”. Di part lain ada hal yang membuat saya hampir meneteskan air
mata dan membuat saya berkata “Oh My God!”yaitu
di part #Bolbal, hanya karena manusia yang tidak bertanggung jawab yang kita sebut Teroris dengan dalil - dalil
agama, semua lapisan masyarakat terkena dampaknya. Saya begitu terharu ketika
pedagang kaos Tour MU ke Indonesia
nyaris mengalami kebangkrutan karena Tim
MU gagal ke Indonesia, iya siapa yang mau beli kaos Tour MU kalau MUnya gak
dateng. Beruntung Indonesia memiliki Glen Marsalim yang berhasil menggagalkan
juga kebangkrutan pedagang kaos Tour MU. Dengan epic Pandji Pragiwaksono menuliskan kisah tersebut sehingga dapat
menyentuh hati.
Buku
Nasional. Is. Me sangat membantu untuk lebih mengenal, mendalami, dan mencintai
Indonesia dengan kumplit. Review buku Nasional. Is. Me ini saya tutup dengan
kata yang sama di buku Nasional. Is. Me.
Hiduplah
Indonesia Raya.
Review Buku Pandji
Pragiwaksono II : Merdeka Dalam Bercanda
Merdeka
Dalam Bercanda merupakan buku Pandji Pragiwaksono yang pertama saya miliki,
sebuah buku perjalanan Stand Up Comedy di Indonesia dan pengalaman Pandji di
dunia Stand Up Comedy. Buku ini juga sangat berpengaruh untuk saya sebagai
comic baru untuk jauh lebih mengenal apa itu Stand Up Comedy.
Buku Merdeka Dalam Bercanda begitu
menarik dengan design cover yang
sangat menunjukan perjuangan yang sesuai dengan isi bukunya mengenai perjuangan
Pandji Pragiwaksono mengenalkan Stand Up Comedy kemada masyarakat Indonesia.
Buku yang jauh berbeda dari Nasional. Is. Me ini menggunakan fullcolor pada design cover dan isi bukunya, juga mendapatkan pembatas baca dengan
bentuk unik berbentuk kepalan tangan yang sama dengan gambar pada cover.
Buku ini benar – benar menggambarkan
bagaimana Stand Up Comedy muncul dan berkembang di Indonesia. Dibuku ini juga
saya sebagai pembaca dapat mengenal banyak siapa saja pelaku dan pahlawan Stand
Up Comedy yang begitu gigih mengenalkan dunia Stand Up Comedy, buku yang berisi
penuh foto berwarna ini berhasil juga membuktikan kalau Stand Up Comedy sudah
sangat berkembang di Indonesia, ini dibuktikan disalah satu halaman yang berisi
daftar nama – nama komunitas Stand Up Comedy di daerah daerah seluruh
Indonesia. Selain itu buku ini juga membahas banyak Event Stand Up Comedy yang pernah diselenggarakan oleh Komunitas
@StandUpIndo, mulai dari event amal
hingga Event kompetisi Stand Up
Comedy terbesar se-Indonesia (Stand Up Street).
Buku ini juga tepat sebagai pegangan
untuk comic baru karena dapat membimbing comic baru seperti saya untuk menjadi
comic profesional, buku ini berisi tekhnik dalam Stand Up Comedy yang
dijelaskan di Bab “Tekhnik Bertarung”, dalam Bab ini berisi penuh bagaimana
cara menggunakan tekhnik dalam Stand Up Comedy, juga ada Bab yang berisi
bagaimana cara berlatih menjadi comic profesional yang dijelaskan pada Bab
“Menjadi yang Terbaik”. Dan yang paling seru adalah Pandji Pragiwaksono
memberikan contoh berlatih dengan membagi pengalamannya, mulai dari Stand Up
Comedy diacara yang salah sehingga menjadi tidak lucu (bomb) sampai berhasil membuat Stand Up Spesial pertama di Indonesia
dan Pandji Pragiwaksono berhasil Stand Up Comedy selama 1 jam 15 menit yang
diberi nama Bhineka Tunggal Tawa.
Pandji Pragiwaksono lah yang menjadi
pelopor untuk comic – comic lainnya untuk membuat Stand Up Spesial juga. Saya
tutup Review buku Merdeka Dalam Bercanda ini dengan kata.
Viva
La Komtung!
Review Buku Pandji
Pragiwaksono III : Berani Mengubah
Buku Berani
Mengubah ini adalah lanjutan dari buku Nasional. Is. Me. Namun menurut saya
setelah membacanya buku ini adalah bukan lanjutan buku Nasioan. Is. Me,
melainkan buku baru Pandji Pragiwaksono. Menurut saya buku Berani Mengubah
berbeda dengan buku Nasional. Is. Me, buku ini jauh lebih serius dan lebih
berbobot, bisa dibuktikan dari adanya kotak AKSI PERUBAHAN disetiap akhir Bab.
Untuk Buku Berani Mengubah menurut
saya mengalami penurunan, seperti mengulang buku Nasional. Is. Me, buku ini lebih
menyederhanakan design cover dan
kembali dengan halaman tidak berwarna (tidak seperti Merdeka Dalam Bercanda). Beberapa
hal yang membuktikan lebih seriusnya dan lebih berbobot buku ini dengan
terbukti hanya ada 1 halaman yang memiliki gambar atau foto (tidak berwarna)
dari 195 halaman.
Jika dalam buku Nasioal. Is. Me sudah
berhasil mengajak pembacanya untuk mengenali Indonesia lebih dalam, buku Berani
Mengubah berisi lebih personal, berisi untuk bagaimana kita bisa berbuat
sesuatu untuk memajukan Indonesia dari berbagai aspek yang kita sukai. Kata
kata penekanan yang berada di kotak merah sangat membantu untuk ajang belajar.
Buku ini juga sangat membantu untuk memahami dan menemukan passion apa yang cocok untuk para pembaca.
Buku ini juga bisa jadi ajang belajar
yang serius ketika memilih passion
yang cocok bagi pembaca untuk memajukan Indonesia, ini terbukti dari tiga Bab
diawal yang berjudul “Belajar Politik”, “Belajar Hukum”, “Belajar Ekonomi”.
Pandji Pragiwaksono kembali benar benar mengajak membuat perubahan untuk
Indonesia masih dengan slogan “Sulit, tapi pasti bisa”. Pandji juga mengajarkan
bagaimana merubah Indonesia dengan passion
yang disukai.
Pada Bab “Mendunia” ini menjadi Bab
favorit saya, Bab ini hampir sama dengan Bab “Dari Nasional. Is. Me sampai
Patriot. Is. Me” di buku Nasional. Is. Me, Bab ini diawal menceritakan orang
Indonesia yang sukses di passionnya
dan membanggakan Indonesia seperti Chris John yang memiliki kasus ajaib karena
belum ada petinju dunia yang mempertahankan gelarnya selama dia. Juga ada
musisi Indonesia seperti Jogja Hiphop Fondation, White Shoes and The Couples
Company, juga Balawan yang sering diundang oleh masyarakat luar negeri, ada
juga The S.I.G.I.T dan The Upstairs yang begitu diapresiasi oleh musisi dunia,
ada juga Harry Dharsono yang merupakan Designer baju dari Lady Diana lalu Pandji melanjutkan tulisannya dengan ajakan ajakan
menggugah hati agar mendapatkan dorongan untuk bisa merubah Indonesia dimata
Dunia.
Namun entah karena buku ini lebih
berbobot saya menemukan tata bahasa yang cukup sulit dimengerti oleh orang
awam, tapi dibuku ini juga Pandji mengajak pembaca sebagai warga negara
Indonesia untuk saling membantu dan saling menghargai satu sama lain. Di Bab
yang berjudul “Bersatu Bukan Jadi Satu” Pandji menuliskan banyak perbedaan pada
masyarakat Indonesia yang membuat kita sulit bersatu, salah satunya perbedaan
Agama dan pandangan. Yang sangat menarik dalam Bab ini adalah adanya wawancara
Pandji dengan Ateisme, namun hebatnya Pandji ketika wawancara tersebut Pandji sama sekali
tidak menyudutkan Ateisme, itu malah menjadi sharing yang luar biasa bermakna.
Dari bab ini juga Pandji seperti memberitahu bagaimana menjadi pemimpin yang
baik, seperti penggalan tulisannya di halaman 137 yang berisi “Pemimpin yang
baik akan mengungkap fakta sebanyak-banyaknya, memberikan pilihan
seluas-luasnya”. Saya rasa presiden pun harus baca buku ini, supaya bisa
memimpin Indonesia dengan lebih baik lagi.
Saya akhiri review buku Berani
Mengubah ini dengan kalimat, “Setelah saya membaca buku Berani Mengubah, saya
akan Berjuang!”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar